Judul : Narasi Gurunda
Penulis : Jihan Mwaddah
Penerbit : Wadah Baca Masyarakat Sanggar Caraka
Tahun Terbit : 2020 Februari
Cetakan : Kedua
Tebal Halaman : 161 Halaman
Reviewer : Arinal Haq
💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦💦
Bersamaan gerimis di duniaku saat membaca buku Narasi Gurunda, tepat di cerita saat sang Ibunda berpulang dalam keadaan gerimis. Ah, rasanya hati juga ikut gerimis 🥺
Sejak lama aku penasaran dengan keistimewaan kisah Sang Gurunda sampai bukunya memperoleh kategori bestseller, dan review yang menggugah dari pembaca. Apalagi buku ini adalah biografi, rasa penasaranku semakin berlipat.
Biografi dengan gaya novelisasi membuat pembacanya nyaman menyisir lembar demi lembar kisah ini. Aku pun takjub saat membaca sendiri kisah ini. Kulitku ikut merinding.
Sang Gurunda adalah ayah kandung dari penulis Kak @jihanmw. Namanya Taufik. Kehidupan masa kecil digambarkan dengan semangat belajarnya meski dalam banyak keterbatasan. Hatiku terenyuh dengan prinsip belajarnya.
Membaca buku ini aku jadi teringat dengan kisah Rasul yang mana ada satu tahun yang disebut dengan nama, 'Amul Huzn' atau tahun kesedihan. Saat beliau ditinggal oleh orang-orang tercintanya.
Kehilangan orang-orang tercinta secara beruntun adalah ujian yang tidak mudah. Bila tak ada iman, mungkin kita tak bisa berdamai dengan takdir. Lagi-lagi aku dibuat terenyuh dengan jawaban Pak Taufik kala itu, "Ketika takdir baik datang menyapa, maka orang beriman bersyukur. Namun ketika takdir buruk datang, maka orang beriman akan bersabar."
Tapi di balik setiap ujian yang Allah berikan, selalu disertai dengan hikmah. Jenjang karirnya terus menanjak waktu demi waktu. Sekarang beliau menjadi tokoh penting di kota Malang. Akan tetapi beliau tetap dalam kesederhanaannya. Pesan beliau kepada anak-anaknya, "Kesederhanaan yang harus dijaga, karena kemewahan selalu membawa kita pada kelalaian."
Rate 4,5🌟🌟🌟🌟
Review Buku Komunitas Carengru Batch 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar