Rabu, 23 Maret 2016

Apakah Allah Menciptakan Kejahatan?

Sebuah renungan....

Seorang profesor berbicara dalam sebuah kelas.

Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"

Para mahasiswa: "Betul ! Dia pencipta segalanya."

Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"

Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."

Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.

Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak bisa bertindak pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas.

Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"

Profesor: "Tentu saja ada!"

Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof ! 

Gelap juga tidak ada.

Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya dapat kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa..

Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.

Tapi! Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu.

Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.

Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."

Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.

Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.

Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia.

Profesor terpaku dan terdiam !

Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hatinya.

Hadirkan Allah dalam hati pada setiap saat, maka akan selamatlah diri kita.

Itulah IMAN.

SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA..

Mengajarkan Keimanan Pada Anak

RESUME MAJELIS AYAH


Sabtu, 21 Maret 2015


Oleh : Firmansyah, ayah Khanza


Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak


Narsum : Ust. Bachtiyar Nasir


AKU PEDULI IMAN ANAKKU!!!


Sesungguhnya, hanya ada 2 agama di dunia ini :


1. AGAMA ALLAH : Fitrah Manusia dlm penciptaannya.


2. AGAMA ORANG TUA : Agama yg diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.

Boleh jadi, orang tua adalah 'penjahat' pertama bagi anak manusia, krn doktrin 'agamanya' telah merusak 'agama Allah' yg telah mjd fitrah smua manusia.

Contoh : Ortu berkata 'dahulu nenek moyangmu melakukan .... & ....' padahal hal itu bertentangan dgn 'agama Allah'


Orang tua bertanggung jawab dalam menjaga fitrah keimanan anak2nya.

AYAH adalah ORANG PERTAMA YG BERTANGGUNG JAWAB thd KEIMANAN ANAKNYA.

Maka ayah,
Jangan bosan menasehati Istrimu.
Jangan bosan menasehati anakmu 😊

Keimanan yg bagaimana yg hrs tertanam di jiwa anak?

1. Keimanan utk selalu memeluk Islam hingga akhir hayat. 


Landasan :
QS. Al Baqarah [2] : 132
"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kcuali dlm keadaan memeluk agama Islam"

2. Keimanan thd Tuhan Yg Esa, tdk menyekutukan Allah (tdk syirik), taat & patuh hanya kpd Allah.


Landasan :
QS Al Baqarah [2] : 131
"Apa yg kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab "Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu,Ibrahim,Ismail, & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yg Maha Esa & kami hanya tunduk & patuh kpd-Nya"

Bagaimana caranya? Bagaimana metodenya?
Bagaimana langkah-langkahnya?

Perhatikan Prinsip2 Dasar Menanamkan Tauhid kpd Anak dgn Metode & Langkah2 sbb :

1. Ajarkan Iman dahulu sebelum Al Qur'an

• Abdullah bin Umar ra berkata : "Dahulu, kami mempelajari keimanan sebelum belajar Qur'an"

• Jundab Albajly : "Dahulu, ketika kami menjelang usia baligh bersama Rasulullah, kami mempelajari keimanan sebelum mempelajari Qur'an.Setelah itu, baru mempelajari Qur'an,akibatnya bertambahlah keimanan kami."

Tanya : Bolehkah anak usia dini mempelajari Qur'an / mjd hafidz atw hafidzoh?

Jawab : Boleh, asalkan jangan lupa pada esensi keimanannya mksdnya jgn sampai mengejar target utk mjd hafidz sejak usia dini, namun lupa mengajarkan keimanan kpd Allah (menanamkan tauhid) dlm jiwa anak.

Bagaimana menanamkan tauhid dlm jiwa anak?

A. Perhatikan kaedah 'Mencintai Allah krn Allah baik'

Contoh :
'Maha besar Allah yg menciptakan buah2an yg bermacam2 bentuk & rasanya'

'Betapa Allah sayang kpd kita shg kita diberi kemampuan utk bergerak'

'Maha besar Allah yg beri kita kmampuan utk mempelajari Al Qur'an'
dsb...

Jangan takut2i anak dgn murka Allah krn otak anak blm siap utk menerima itu.

Contoh :
'Kl adQ gak mau sholat,nanti adQ dimasukkan Allah ke dlm neraka,dibakar dst...'

'Ayo murajaah, kl km gak mau murajaah nanti Allah marah'

'Allah gak suka lo sama anak nakal, nanti Allah marah kl adQ nakal'
(sbenernya yg gak suka itu Allah atw ortunya? Hati2 mengatasnamakan Allah)

B. Anak2 akan mudah mencintai Allah jika banyak dikenalkan dgn ihsan (kebaikan2) Allah kpd hamba hamba-Nya, perbanyak menyebut nama Allah di telinga anak, baik dgn deskripsi maupun dlm diskusi / tanya jawab.
Bacakan ayat2 Allah yg terdapat pada ciptaan2 Allah di skitar anak.
Kaitkan semua kejadian sehari2 di skitar anak dgn kebesaran Allah.
(Stay connecting with Allah)

Contoh :
Anak sakit, JANGAN katakan:
'Ayo minum obatnya spy sembuh'
Tapi KATAKAN :
'Berdoalah kpd Allah spy sembuh, tp jg hrs minum obatnya krn Allah suruh kita utk berusaha.Kesembuhan hanya dr Allah'

Saat anak bertanya :
'Ayah, kok burung bs terbang?'

Jangan hanya katakan :
'Iya, burung bs terbang krn pnya sayap'
Tapi KATAKAN :
'Iya, Allah yg berkehendak & menggerakkan burung itu(-> tanamkan tauhid), Allah berikan sayap & beri ptunjuk utk terbang (-> tauhid & ilmiah) shg burung itu bs terbang'

Saat anak meminta sesuatu :
'Ayah, belikan aku sepeda baru'

Jangan hanya katakan :
'Iya, nanti kl ayah ada rezeki, ayah belikan'

Tapi KATAKAN :
'Iya, kita berdoa ya agar Allah berikan rezeki kpd kita shg adek bs dpt sepeda baru' 😊

SAKIT

Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yg terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983.

Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yg menyampaikan:
"Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??"

Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab:
Lima puluh juta anak mulai bermain tenis,
Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,
Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional,
Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen,
Lima ribu mencapai Grand Slam,
Lima puluh mencapai Wimbledon,
Empat mencapai semifinal,
Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"

Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"

Kebahagiaan membuatmu tetap manis.
Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia.
Kegagalan membuatmu tetap rendah hati. Kesuksesan membuatmu tetap berpijar. Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah.

Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu.

Anak kecil di ladang memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah.

Begitulah hidup. Nikmatilah hidupmu.

Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan. 
Tapi, Hanya anak2 miskinlah yg melakukannya.

Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan.
Tapi, Hanya mereka yg hidup sederhana yg bisa tidur nyenyak.

Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yg terbaik.

Hiduplah sederhana
Berjalanlah dengan rendah hati. Dan mencintailah dengan tulus. Jujur dalam berucap Ikhlas dalam bekerja

Lelaki Tua Renta

Lelaki renta itu, dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam menjadi sebab turunnya ayat.

‘Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.

Seorang miskin lagi buta, bukan berarti tak lebih utama dari para pemuka negara

Lelaki renta itu, pernah minta keringanan untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid, karena dia buta, karena dia sebatang kara, karena masjid jauh sekali dari rumahnya

Tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?” saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah”

Lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah

Meski fajar masih pekat dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba  dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu, berdarah-darah…

setelahnya,
selalu datang seorang lelaki
menuntunnya dengan ramah
pergi dan pulang sholat berjamaah
setiap hari, setiap lima waktu

hingga suatu saat
lelaki tua ingin sekali tahu
siapa gerangan lelaki penolongnya itu karena ingin ia doakan atas kebajikannya selama ini

tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku
dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku karena aku adalah iblis”

sontak lelaki renta itu terkejut,
“Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”

Iblis menjawab,
“Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah,
kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?
Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu.
Aku takut kalau engkau tersandung lagi,
lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain.
Maka aku selalu menuntunmu ke masjid
dan mengantarkanmu pulang.”

Lalu, saat tubuh itu merenta
makin menua dimakan usia
datang seruan perang Qaddisiyah

Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki
dari seluruh penjuru negri
terselip ia, berbaris bersama
ingin sekali ikut berperang di medan laga demi cita-cita mulia

Khalifah Umar melarangnya
bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang?
bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak?
atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali sesiapa?

Tapi, lelaki tua itu bersikukuh,
“Tempatkan aku di  antara dua pasukan yang berperang
Aku akan membawa panji kemenangan
Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian.
Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”
Khalifah, tak lagi mampu menghalangi

Lalu semuanya, berangkatlah
lekaki tua itu ingin menepati janjinya, dengan baju besi yang dikenakannya dan bendera besar yang dibawanya, dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa,
atau mati terkapar di sampingnya

lewat pertempuran Qaddisiyah
Persia yang congak pun kalah
tapi kemengangan itu tak murah
dibayar dengan nyawa ratusan syuhada, terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua
terkapar berlumuran darah
sambil memeluk erat sebuah bendera. Sungguh, dia telah menepati janjinya

wahai lelaki mulia,
sesak dadaku membaca kisah hidupmu
menyungai sudut mataku mengenangmu
engkau buta, sebatangkara dan renta
tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam
meski udzur telah membolehkanmu.
untuk tak kemana-mana, di rumah saja

Lalu, bagaimana dengan diriku ini?
aku masih muda,
aku bukan fuqara
aku tak buta
jua tak sebatangkara
tapi kenapa,
sering sekali ada alasan mendera
untuk tak bersegera?

Lelaki sepertimu,
dengan segala keterbatasan
terus mencari-cari alasan
agar mampu mengambil peran

sedang aku, kita
dengan segala kemudahan
sering mencari-cari alasan
agar boleh tak ikut berperan

Lalu, dengan apa
akan kita buktikan
bahwa kita ini Islam?

Belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum

Hal yang dilupakan kaum FEMINIS

Kaum FEMINIS bilang susah jadi wanita, karena melihat peraturan dibawah ini saja :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

5. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.

6. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.

7. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.

Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".

Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya).. ?

1. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya..?

2. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.

3. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap..! 4 wanita:
>> Isterinya,
>> Ibunya,
>> Anak perempuannya
>> Saudara perempuannya.

4. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya DITANGGUNG oleh 4 orang lelaki:
>> suaminya,
>> Ayahnya,
>> Anak lelakinya
>> Saudara lelakinya.

5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja:
》 Shalat 5 waktu
》 Puasa di bulan Ramadhan
》 Taat kepada suaminya
》Menjaga kehormatannya.

Masya ALLAH..
Demikian sayangnya ALLAH pada wanita..!!

KELEMAHAN WANITA ITU ADALAH: "Wanita selalu lupa betapa berharga dirinya"

Bilal ra. dan indahnya ukhuwah sesama Muslim :)

Bismillah.

Umar Bin Khattab pernah berkata : Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini, kecuali karena tiga hal : Keindahan berdakwah dan berjihad di jalan-Nya. Repotnya bangun dan berdiri untuk Qiyamul Lail. Dan indahnya bertemu dengan sahabat-sahabat seiman.

Mungkin kisah berikut ini mampu mengawal perasaan kita. Betapa ukhuwah itu merupakan penanda iman kita.

Semenjak Rasulullah wafat, Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi.

Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal berkata : Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.

Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.

Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.

Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya : Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?

Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah.

Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, pada sang kekasih.

Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.

Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal : Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.

Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.

Bilal pun memenuhi permintaan itu.

Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.

Mulailah dia mengumandangkan adzan.

Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.

Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.

Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.

Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.

Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.

Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama di tengah-tengah mereka.

Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam kebenaran dan kemuliaan.

Maka jika masih ada batas dalam perjalanan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal menggenggam makna ukhuwah yang sebenarnya.

Ada sebuah nasihat dari Ibnul Qoyyim Al Jauziyah : Ukhuwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah.

Jadi jika ukhuwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada-Nya.

Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhubungan kita dengan bumi.

Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan kepada kita : Sebesar  cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu. Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu. Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula
orang lain sibuk untukmu. (Kutipan Al-Mughirah)

Begitu juga dalam Ayat Al-Qur'an : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat : 10)

Hati yang beriman adalah hati yang indah, disebabkan dalam hati mereka selalu tersambung dengan Allah dan selalu meneladani Rasulullah. Hati yang indah adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta kepada sesama.

Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan Rasulullah, sehingga mudah tunduk pada ukhuwah, meski dengan berbagai perbedaan yang ada.

Maka tak perlu menjaga ukhuwah, karena ukhuwah hanya akibat dari iman.

Semoga ukhuwah kita yang terjalin diakibatkan oleh iman yang ada di dalam hati-hati kita, Aamin.

Salam Ukhuwah

Kamis, 17 Maret 2016

Inspirasi Ramadhan

Sesungguhnya, Allah Ta'ala menyembunyikan empat hal di dalam empat hal lainnya.

�� Allah Ta’ala menyembunyikan ridha-Nya di dalam ketaatan kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan satu pun kebaikan dari pintu-pintu kebaikan yang ada.

�� Allah Ta'ala menyembunyikan murka-Nya di dalam kemaksiatan kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan kemaksiatan, sekecil apapun.

�� Allah Ta'ala menyembunyikan kekasih-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Maka, janganlah engkau menghina seorang pun dari hamba-hamba-Nya karena Allah Ta'ala sendiri tidak menghina dan merendahkan mereka sebab dirinya telah dikaruniai keimanan.

�� Allah Ta'ala menyembunyikan ijabah-Nya dalam doa-doa kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan satu pun doa yang dipanjatkan kepada-Nya.

�� Abu Bakr Al-Thurthusyi Al-Andalusi, Ad-Du’â Al-Ma’tsûr (Kitab Doa Tertua, Al-Ma’tsurat), hlm. 155.

Jangan Menilai Seseorang dari Penampilan Luarnya Saja

"Usai maghrib saya kedatangan tamu dirumah".

“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sampai didepan pintu

“ Waalaikum salam “ Jawab saya sedikit kaget karena tidak mengenal tamu ini.”
Anda siapa? “ tanya saya

“Saya Sobari.“ katanya dengan wajah diliput senyum.

"Bapak pengurus Masjid?

“ Ya. Betul Pak. Ada apa ? Apa yang dapat saya bantu“

“ Saya tadi melewati masjid yang sedang dibangun. Orang disekitar masjid meminta saya untuk menemui bapak ?“

“ Ada apa ?“

"saya ingin memberikan sadakah untuk penyelesaian pembangunan masjid “ katanya dengan tetap diliput senyum.

Saya memperhatikan penampilan orang ini. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah.

Saya lirik diluar , tidak ada nampak kendaraan diparkir. Pasti orang ini datang dengan angkutan umum atau beca. Mungkin orang ini gila. Atau hanya ingin mempermainkan emosi saya.

Ya karena sudah hampir empat tahun masjid itu tidak pernah selesai. Sementara saya sebagai ketua Panitia Pembangunan Masjid sudah bosan mengajak masyarakat untuk berinfaq atau bersedekah. Tapi hasilnya hanya uang kecil yang terkumpul didalam kotak amal.

Sementara kotak amal yang diletakkan disetiap sudut pasar atau rumah makan hanya menghasilkan uang tidak seberapa.
Padahal masyarakat yang ada disekitar masjid ini terdiri dari para pedagang yang rata rata mempunyai omzet Rp. 3 juta perhari !

“ bagaimana Pak ? Kenapa bapak diam ?" tegurnya yang membuyarkan lamunanku.

“ Eh , iya. Pak ehm..berapa bapak mau sumbang ?" tanya saya masih diliput rasa tidak percaya.

“ Boleh saya tau ? berapa dana diperlukan untuk menyelesaikan masjid itu “ tanyanya dengan tenang.

Pertanyaan yang lagi lagi membuat saya hilang hasrat untuk bicara banyak sama tamu ini. Dia pasti orang gila.

“ ya.. kita butuh dana sebesar Rp. 300 juta “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu.

“ Baik, pak. Besok kalau bapak ada waktu , saya tunggu di Pengadilan Agama. Saya akan memberikan sedekah dihadapa hakim Agama.” Katanya tenang. “ jam berapa Bapak ada waktu? “ lanjutnya

“ ya liat besok aja ya pak “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu. Karena aku harus memimpin sholat isya dimasjid.

“ Baiklah , Ini nomor telp rumah saya. Kalau bapak siap , hubungi saya “ katanya.

“ Permisi saya pamit dulu. Rumah saya jauh“. lanjutnya sambil berdiri dan berlalu.

Baru saya sadar , tamu ini tidak saya tawarkan minum.
Setelah usai sholat Isa.

Secara tidak sengaja saya melontarkan cerita kedatangan tamu kerumah kepada pengurus Masjid. Tanggapan mereka sama seperti saya. Orang itu gila dan tidak perlu dilayani. Karena besok semua pengurus punya banyak kesibukan, yang tidak mungkin meluangkan waktu untuk datang ke Pengadilan Agama.

Keesokan harinya. salah satu pengurus meminta saya untuk menemaninya ke show room mobil. Dia hendak menebus indent kendaraan yang dipesannya sejak empat bulan lalu.

Karena lokasi show room tidak begitu jauh dari Kantor Pengadilan Agama maka saya tawarkan kepada teman ini untuk mampir ke Pengadilan. Dia sedikit sungkan tapi akhirnya setuju.

Langsung saya menghubungi orang yang akan menyumbang itu melalui cell phone kerumahnya.

Dia langsung menyanggupi untuk datang. Berjanji jam 11 siang sudah sampai di Kantor Pengadilan.

“ Baiklah. Tapi saya tidak mau tunggu terlalu lama di kantor pengadilan itu. Lewat setengah jam anda tidak datang, saya akan pulang“ kata saya tegas. Karena sebenarnya saya masih sangsi pada orang ini.

“ Insha Allah “ begitu jawabnya.

Tepat jam 11 saya dan teman sudah datang di pengadilan Agama. Tapi orang yang akan menyumbang belum juga datang.

Lewat lima menit, Orang yang akan menyumbang itu datang dengan menumpang angkutan BECAK yang masuk langsung kedalam halaman Pengadilan. Bajunya sangat sederhana.

Teman saya yang melihat pemandangan itu, langsung tersenyum kecut. Bagaimana mungkin dia bisa menutup kekurangan pembangunan masjid

“ Mungkin kita yang gila. Mau-maunya nungguin dia.Tapi ya sudahlah, kita liat aja“ gerutu teman saya kala melihat kedatangan orang itu.

“ Assalamualaikum “

sapanya ketika sesampai didalam menjumpai kami.

“ Ya , Bagaimana Pak. Apakah bapak sudah bawa uangnya. “ tanya teman saya langsung kepokok persoalan.
“ Ini, uangnya “ katanya sambil memperlihatkan kantong semen ditangannya.

“ mari kita menemui petugas untuk membuat akta penyerahan sumbangan ini. Maaf, bukan saya tidak percaya tapi ini perlu sebagaimama ajaran Alquran menyebutkan bahwa segala sesuatunya harus tertulis. “ katanya.

Sambil melangkah kedalam menemui petugas pengadilan.

Tanpa banyak kata kata, orang ini langsung menyerahkan tumpukan uang dihadapan petugas pengadilan. Petugas itu menghitung.

Jumlahnya 300 jt!

Petugas itu kemudian menyerahkan formulir untuk kami isi. Kemudian setelah tandatangani formulir itu, maka uangpun pindah ketangan kami.

“ Pak , Cukuplah Bapak-Bapak sebagai penitia dan Pak Hakim yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah” katanya ketika akan pamit berlalu.

Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah dihadapan orang ini. Ternyata dia menunjukan kemuliaannya.

Sementara kami dari awal meremehkan dan memandang sebelah mata padanya.

“ Mengapa bapak ikhlas menyumbang uang sebanyak ini. Sementara saya lihat bapak , maaf terlihat sangat sederhana. Mobilpun bapak tidak punya. “ tanya teman saya dengan keheranan.

“ Saya merasa sangat kaya. Karena Allah memberikan saya qalbu yang dapat memahami Ayat ayat Alquran. Cobalah anda bayangkan. Bila uang itu saya belikan kendaraan , maka manfaatnya hanya seusia kendaraan itu. Bila saya membangun rumah mewah maka nikmatnya hanya untuk dipandang.
Tapi bila saya gunakan harta untuk berjuang dijalan Allah demi kepentingan Ummat , maka manfaatnya tidak akan pernah habis. “ Demikian jawabnya dengan sangat sederhana tapi begitu menyentuh.

“ Apa pekerjaan Bapak “ tanya teman saya.

“saya petani Kopi. Alhamdulillah dari hasil kebun Kopi , lima anak saya semua sudah menjadi sarjana dan sekarang mereka hidup sejahtera. Lima limanya sudah berkeluarga. Alhamdulillah, semua Anak dan mantu saya sudah menunaikan haji.”

“ Bapak memang sangat beruntung. Apa resepnya hingga bapak dapat mendidik anak yang sholeh” tanya saya.

" Resepnya adalah dekatlah kepada Allah. Cintailah Allah. Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita. Dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, istri , lingkungan dan syiar agama adalah amanah Allah kepada kita semua. Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai didunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita..."

Dia berlalu dengan menumpang becak.

Sementara saya dan teman saya tak berani mendahului becak yang ditumpanginya. Toyota Kijang merek terbaru yang baru saya beli bulan lalu serasa tak mampu melewati becak itu .Saya malu. Malu dengan kerendahan diri saya dihadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang karena Allah. Mungkin pengahasilan saya lebih besar darinya. Tapi merasa belum seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah".

Sabtu, 05 Maret 2016

ISTIKHOROH, VAKSIN, dan JODOH

Apa yang terbayang di benak teman-teman ketika mendengar kata ISTIKHOROH? YUpp, pasti jawabannya MENIKAH, hmmm.. pasti itu..
tapi kali ini saya tidak akan menyandingkannya dengan kata menikah,

kenapa??
Belajar dari seorang teman saat jadi santri mahasiswa dulu di DT, beliau..dalam setiap mengambil langkah apapun pasti istikhoroh dulu, jadi ga cuma saat galau menentukan jodoh tapi dalam hal sekecil apapun. Saya lupa, tapi misalnya ketika pasca nyantri program santri mahasiswa apakah beliau akan lanjut ke tahfizh atau tidak? dan pokonya hal-hal kecil lainnya yang saya lupa, heee.
Disana saya tersadar, bahwa istikhoroh atau meminta “pendapat” Allah itu bukan hanya kalau lagi galau jodoh aja, tapi dalam setiap TINDAKAN APAPUN, sekecil apapun itu, yang sebenarnya logika kita sudah mampu menjawabnya atau memutuskannya, tapi dari dia saya belajar bahwa seyakin apapun kita tetaplah libatkan Allah dalam segala urusan kita.
Nahhhhh di medsos lagi rame tentang VAKSIN nih, semalam sempet nyesek, sedih, mual, enek (lebaaaiiiiii), bertanya-tanya dan sebagainya. ko bisa sih dua kubu saling mencemooh dengan bahasa-bahasa yang kurang ahsan atau kurang baik...

Sempet juga terpikir “apakah ini ulah oknum tak bertanggungjawab yang pengen memprovokatori dan memecah belah kedua belah pihak???” hmm wallahu a’lam. Sebenarnya saya kurang tau duduk perkaranya (lahhhh....), 2 tahun lalu saya sempat autis dan ga mengikuti perkembangan zaman, ga peduli dengan masalah-masalah yg terjadi di masyarakat dan hanya peduli dengan kejelimetan masalah saya pribadi yg sebenernya cuma segede upil dibandingkan masalah-masalah yang ada di masyarakat saat ini yang luasnya seluas langit dan bumi, apa pulaaa? TERMASUK pun tentang perkara vaksin yang semenjak beberapa tahun lalu sempat booming
Sempet terpikir, duh nih ibu-ibu, orang-orang, pada ribut tentang vaksin sampe sindir-sindiran segala, gue kan belum punya anak.. ya udah sih ga akan ikutan ribut (gurau saya) yang sebenernya itu adalah bahasa halus dari: SAYA CINTA DAMAI (nyambung ga sih? sambung-sambungin aja)
nahhhh tadi tiba-tiba teringat tentang istikhoroh (istikhoroh yang saya sampaikan di atas).
Saya mungkin (mungkin nih ya..) akan lebih memilih yang anti vaksin, karena komunitas ini selalu berhujjah pada dalil-dalil yang kuat, berdasarkan fakta-fakta yang akurat, analisis yang tajam dan terpercaya, dan bisa mempertanggungjawabkan hasilnya.
BUT... saya pun tidak bisa pada akhirnya mengabaikan statement-statement pihak yg pro vaksin, karena mereka berhujjah berdasarkan pendapat ahli-ahli kedokteran.
Maka dengan ini saya rumuskan: (eaaa, terus kata pembaca: “emang siapa elo? penting gue pikirin pendapat loe, helloooooo” )

1. saya putuskan dengan ini, yukk kita ISTIKHOROH ^_
seperti yang saya jelaskan di atas.. kita mungkin telah mempunyai keyakinan yang bulat ttg apa yang kita yakini, tapi kita tidak pernah tau kan apa yang sebenarnya terbaik buat kita???
seperti cerita pencarian JODOH saya di bawah ini yang akan saya ceritakan... (eaaaaa mulai baper, pasang wajah melankolis terus nunduk-nunduk sedih gitu, pelintir-pelintir baju, yang aslinya sih ngetik di keyboard laptopnya sambil cekikikan)
krininggg... krininggg...
ada pesan masuk ke inbox FB saya: intinya seorang teman menawarkan ikhwan yang hafizh Quran bahkan dhobit (molotok hafalannya kalo kata bahasa sunda nya mah), jago bahasa Arab, udah beberapa kali umroh, bentar lagi mau wisuda, dan ada rencana lanjut studi ke Madinah
saya: *ngilerrr..
kalau denger kriteria yg seperti itu tuh, selalu bikin ngiler, bukan karena ke-wow-an dia, buat saya ga penting. yang terpenting adalah dia lebih dari saya dan tentu akan bisa mengajari saya yang selalu haus ilmu, itu aja.
singkat cerita, tukeran cv, kita sama2 memutuskan untuk lanjut ke tahap lebih lanjut (lanjuttt...)
sebenernya di awal, saya agak kurang sreg dengan fisik beliau.. (maklum, saya orang visual, jadi fisik termasuk salah satu hal yang penting bagi saya wa-lauuuuuu fisik itu menempati urutan ke sekian, yaaa seperti yang kita ketahui ganteng dan cantik itu RELATIF, kalau jelek itu mutlak - mutlak ga ada yang jelek, karena Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, ini mungkin hanya perkara dari sudut mana kita memandang, heee -kalau dari depan sih kurang sreg)
saat melihat cv, saya sempat tersepona, disana dicantumkan targetan-targetan saat mengarungi pernikahan, eaaaa #uhuk
1. senantiasa mendawamkan al-matsurot pagi petang
2. tilawah 1 juz perhari
3. setiap maghrib adalah waktu untuk berbagi cerita hikmah dsb, targetan2 yang bikin saya ngiler, ngiler dari sudut pandang terpenuhinya kebutuhan dan kehausan saya akan ilmu. Dan yakin, ga mungkinlah itu cuma targetan-targetan doang.. melihat beliau yang saat itu sudah hafizh bahkan dhobit, semua itu butuh kedisiplinan, yaa pasti beliau sudah disiplin untuk hal-hal di atas. wallahu a’lam.
saat kepoin foto2 beliau, saya liat celananya isbal (melewati mata kaki) dan saya kurang suka walau tidak menganggapnya haram, saya sampaikan pada perantara “ehh itu celananya isbal ya? teteh mah kurang suka dengan ikhwan yang celananya isbal” || “oke teh..nanti aku sampein ke kang xxx nya” || “teh..kata beliau, beliau ga keberatan untuk laa isbal (alias celananya dibikin ngatung-ngatung gitu deh..)”
“Ahhh masya Allah...orangnya hanif banget” pikir saya waktu itu, ga mesti keluar jurus seribu dalil, dengan sukarela beliau mau mengikuti apa yang menjadi kecenderungan saya.
ahh pokonya fix weh ya lanjuttt, walau dari segi fisik kurang tapi yo wisss, ada sisi gantengnya kalau diliat dari sudut mana ko #dong #dong
saya lanjut, beliau pun lanjut, tapi kita seolah saling bingung dan saling ragu. deg-degan berdebar-debar menanti kabar dari perantara.
karena ga ada kabar kelanjutannya gimana-gimana, saya pun inisiatif bertanya pada perantara, “ehh gimana si akang itu bla bla bla” (lupa redaksi) || “ihhh teteh sehati banget, si akang itu juga nanyain teteh da, katanya gimana?” (bungaaaa bungaaaaa bertebaraaaaan, ala iklan softener di tv) || “ohh iya gimana? gimana?” (rumpiii) || “katanya beliau mau istikhoroh dulu untuk benar-benar meyakinkan diri” || “oke..” beberapa hari kemudian...
“teteh maaf... sebenernya beliau udah cenderung banget sama teteh... tapi beliau ingin menikah dengan ridho Allah”
#deg sudah jangan lanjutkan... (ekspresi di dramatisir ala telenovela, hiks.. hiks..)
“semalam beliau mimpi, katanya bukan nama teteh yang ada di mimpi itu. teteh maaf ya...”
huaaaaaaaa nangis-nangis dalam hati dan sisi lain diri saya bilang: rasain luh...di awal aja bingung-bingung, galau karena wajahnya kurang sreg, ehh sekarang giliran ga jadi nangis2, rasain...
heu.. #nyesek, walau ga sampe bikin nangis-nangis alay, tapi cukup buat bikin galau ga bisa tidur dan guling-guling di kasur asrama sambil meluk boneka.
~0~0~0~
nahhhh dari situ kita bisa belajar, keduanya sudah saling cocok, saling memutuskan untuk lanjut, tapi ketika di-istikhoroh-kan ternyata Allah berkehendak lain. Saya pribadi saat memutuskan untuk lanjut dan menerima segala kelebihan dan kekuranggannya, sudah istikhoroh dan cukup mantap untuk melangkah (ehh istikhoroh ga ya? lupa, kayanya sih istikhoroh.. lahhhh :v )
Mungkin ini bisa kita jadikan pelajaran dalam berbagai aspek kehidupan kita, seyakin-yakin apapun kita, jangan lupa untuk libatkan Allah, jangan lupa untuk bertanya “pendapat” Allah, karena Allah yang Maha tau kebenaran, yang Maha Menguasai segala skenario terbaik. apalagi kita merujuknya (tentang perkara vaksin) hanya pada manusia-manusia biasa yang memungkinkan adanya khilaf atau lalai, bukan merujuk pada utusan Allah langsung semisal nabi dan Rasul.
nah mungkin sekian saja ketak-ketik dari saya (ga kerasa panjang juga yaa). moga bermanfaat :) (dan semoga ada yang baca *ekspresi angkat tangan, berdoa, khusyu)
oya, ada yang bilang.. saat masa penentuan jodoh, istikhoroh itu bukan hanya dilakukan ketika sudah ada calon yang datang, tapiii jaauuuuuh sebelum terbayang “siapa calon gue”, naahhhh mestikah saya itikhoroh vaksin dari sekarang :D ? istikhoroh jaaauuuhhhhh sebelum saya punya anak.. :D ?