“Usaha kerasmu untuk mendapatkan sesuatu yang dijamin bagimu dan
kelalaianmu mengerjakan sesuatu yang diminta darimu adalah tanda padamnya mata
hati”
Usaha keras, baik dengan hati maupun
perbuatan; bekerja keras siang dan malam tanpa mengenal waktu; membanting
tulang tanpa mengenal lelah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang
didambakan dan diinginkan oleh setiap orang, baik bersifat primer, sekunder,
maupun tersier; serta lalai melaksanakan ibadah dan menjalankan sesuatu yang dituntut
oleh Allah Ta’ala, yaitu beribadah kepada-Nya, mempersiapkan diri untuk Hari
Perhitungan, berusaha mendapatkan keridhoan-Nya, dan menjauhi segala
larangan-Nya; maka ketahuilah bahwa semua itu merupakan petunjuk padamnya mata
hati.
Jikalau hati tidak padam dan
bersinar terang, maka tidak akan sibuk mengurus sesuatu yang telah dijamin oleh
Allah Ta’ala dan tidak perlu pusing karena memikirkan sesuatu yang akan dimakan
hari ini. Jikalau telah berusaha sekuat tenaga maka bertawakalah kepada-Nya.
Hanya Dia-lah yang mampu memberi rezeki. Tidak ada yang lain.
Jikalau hati bercahaya maka Anda
akan senang dan suka menjalankan semua perintah-Nya, serta tidak lalai
mengerjakannya. Anda akan menjauhi semua larangan-Nya, karena itu adalah
maksiat yang akan memadamkan cahaya di dalam hati.
sumber: buku Syarah
Al-Hikam karya D.A.Pakih Sati, Lc.