Bismillaahirrahmaanirrahiim...
“Seorang Muslim
tidak akan pernah memasuki surga-Nya dengan amalan-amalan sholih saja, akan
tetapi dengan rahmat-Nya”
Adalah
kesalahan besar ketika seorang Muslim beranggapan bahwa amal-amal sholihnya
cukup untuk menyelamatkannya dari api neraka dan memasukkannya ke dalam surga
Allah subhanahu wa ta’ala. Ia menggantungkan harapannya pada amalan-amalan itu
dan mengurangi rasa berharap kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Tindakan seperti
ini merupakan sebuah bentuk kesyirikan, karena menggantungkan harapan pada
selain-Nya.
Dalam sebuah
riwayat diceritakan bahwa seorang ahli ibadah ditanya ketika berada di dekat
Mizan, “Apakah engkau ingin masuk surga dengan amalanmu atau rahmat-Ku?” Karena
laki-laki ini merasa yakin dengan amalan-amalan yang selama ini dilakukannya,
maka ia menjawab, “Dengan amalan-amalanku”. Tatkala ditimbang, ternyata
amalan-amalannya tersebut tidak mampu memasukkannya ke surga sehingga ia
dilemparkan ke neraka.
Dalam riwayat
lain dijelaskan bahwa seorang pembunuh 99 jiwa dimasukkan oleh Allah subhanahu
wa ta’ala ke surga-Nya, padahal ia belum melakukan amal sholih sedikit pun.
Begitu juga halnya dengan seorang pelacur yang berhak memasuki surga-Nya hanya
karena menolong seekor anjing yang kehausan. Semua itu semata-mata karena
rahmat Allah subhanahu wa ta’ala.
Seorang mukmin
sejati yang mengenal Tuhannya hendaknya selalu bergantung pada Tuhannya bukan
pada amalan-amalannya. Wallahu a’lam bishshowab.
Semoga kita
terhindar dari yang demikian dan tidak memandang remeh orang lain.
sumber: buku Syarah Al-Hikam karya D.A.Pakih Sati, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar