Tadi pas pulang PPL, saya naik angkot dan duduk di depan samping pak kusir ehh sopir. Dibawah jembatan layang pasupati arah ITB, saat lampu merah kami menanti. Disamping kiri tiba-tiba ada motor terjatuh, terus terseret hingga ke tengah jalan, waahhh anak SMA rupanya yang jatuh!! ga tau jatuh kenapa, ga ada yang nyenggol ga ada yang apaaa gitu, tiba-tiba jatuh aja sendiri. Dan dia dalam keadaan SADAR-sadar aja.
Teringat seseorang, yang sedang di uji sakit yang cukup serius dengan gejala sering tiba-tiba pingsan atau kejang-kejang. Pernah suatu ketika ia terjatuh dari motor karena pingsan dan motornya nabrak pohon, Allah.. melihat kejadian tadi aja udah gimanaaa gitu... pengemudinya sadar-sadar aja tapi bisa jatuh, lah ini mah pingsan! lebih gaswat. Tapi Alhamdulillaah beliau selamat saat itu.
Jadi teringat kembali, kematian itu bukan hanya berpeluang besar bagi orang yang sakit tapi orang yang sehat-sehat saja pun senantiasa dibayangi kematian. Mungkin menurut kita teman saya yang sering pingsan itu punya resiko kematian yang lebih besar dibandingkan kita yang sehat-sehat saja, tapi kalau Allah takdirkan belum waktunya meninggal ya pasti selamat-selamat aja sampai kapanpun, mau pingsan dalam kondisi se-darurat apapun kalau belum waktunya meninggal, insya Allah selamat. Dan kita yang sehat-sehat saja, yang ga ada kemungkinan pingsan saat mengendarai motor bisa jadi lebih dulu meninggal dibanding teman saya yang sakit itu. Bisa kasusnya kaya tadi, walau dalam keadaan sadar tapi tiba-tiba jatuh, pas motornya keseret ke tengah jalan tiba-tiba jelegurrrr ditabrak kontener misalkan, langsung deh say "good bye", atau seperti salah seorang murid saya yang ayahnya baru saja meninggal kemarin, ga sakit ga apa tiba-tiba meninggal pas lagi tidur ceunah...
so, jangan terlena oleh badan yang sehat dan kuat yang sewaktu-waktu bisa saja meninggal tanpa sebab (tapi karena sudah waktunya ajal menjemput) dan jangan bersedih atau putus asa jika saat ini tengah menderita sakit yang cukup kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar