Beberapa hari lalu kaum Muslim telah memperingati peristiwa Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab di tahun 1431 Hijriyah ini. Peristiwa ini merupakan peristiwa besar yang telah dilalui oleh Rasulullah Muhammad saw. Isra’ dan Mi’raj, keduanya merupakan mukjizat. Setelah menghadapi penyiksaan fisik sejak paman Rasulullah saw., Abu Tholib meninggal yaitu paman yang telah banyak membelanya dari penganiayaan dengan memanfaatkan kedudukannya yang tinggi di Mekkah; setelah menderita tekanan mental sejak meninggalnya istri tercinta Khadijah, istri yang sangat setia yang berfungsi sebagai penawar guna mengobati luka-luka Rasulullah saw. akibat perbuatan kaum musyrikin; dan setelah menelan pahitnya kegagalan cita-cita ketika beliau pergi ke Thaif, maka Allah hendak menghormatinya dengan perjalanan penuh berkah ini, seolah-olah Allah Swt. berfirman kepadanya: “Wahai Muhammad, jika bumi terasa sempit olehmu, maka langit itu sangat luas bagimu. Jika penduduk bumi memusuhimu, maka penduduk langit menyambut dengan baik kedatanganmu. Dan jika penduduk bumi menghinakanmu, maka kedudukanmu di sisi Allah sangatlah mulia.”
Berbeda dengan Isra’ Mi’raj, ada sebuah peristiwa penting lainnya di bulan Rajab lalu yang mungkin banyak dilupakan atau tidak diketahui oleh sebagian besar kaum Muslim yakni peristiwa Keruntuhan Khilafah yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 H, tepatnya 89 tahun yang lalu. Keruntuhan Khilafah adalah peristiwa yang dianggap "tidak begitu penting" oleh kaum Muslim. Padahal peristiwa tersebut berkaitan erat dengan salah satu warisan yang ditinggalkan Baginda Rasulullah saw. Khilafah, sebuah sistem pemerintahan Islam yang pondasi dan pilar-pilarnya dibangun dan dipraktikkan Rasulullh saw. saat beliau memimpin Daulah Islam (Negara Islam) di Madinah.
Tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad saw. dan kaum Muslim hijrah ke Madinah. Peristiwa ini tentu penting, mengingat disanalah tonggak pertama tegaknya Daulah Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negaranya. Sejak Nabi memproklamirkan berdirinya Daulah Islam di Madinah, kaum Muslim pun memiliki institusi Negara yang menjadi pelayan, penganyom dan pelindung mereka. Melalui Daulah Islam ini pula hukum-hukum Islam dapat diterapkan secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan dan Islam disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Setelah Rasulullah saw. wafat kepemimpinan beralih kepada para Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin kemudian berakhir, lalu digantikan oleh era Khilafah Umayyah. Era Khilafah Umayyah kemudian diganti dengan era Khilafah Abbasiyyah. Selanjutnya, era Khilafah Abbasiyah diganti oleh era Khilafah Utsmaniyyah. Sayang, Khilafah Utsmaniyyah ini berakhir tragis karena diruntuhkan oleh tangan-tangan penjajah Barat, yakni Mustafa Kemal Attarturk. Inilah peristiwa penting kedua di bulan Rajab yang banyak dilupakan oleh kaum Muslim.
Lantas apa yang terjadi saat ini ketika kaum Muslim tak lagi berada dalam naungan Kekhilafahan Islam? Problematika umat kian meningkat, mulai dari perzinaan yang semakin marak di bidang sosial; anak-anak yang terpaksa putus sekolah dan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan akibat komersialisasi di bidang pendidikan; angka kemiskinan dan pengangguran kian tahun kian melambung hingga rakyat pun tak pernah lagi merasakan kesejahteraan dan keadilan. Hal ini dapat kita lihat dengan mata telanjang sekalipun, betapa kesenjangan sosial di masyarakat semakin tinggi. Inilah bukti kehancuran di bidang ekonomi; Musuh-musuh kaum Muslim yang dulu begitu gentar, gemetar ketakutan hanya karena berpikir akan menghadapi kaum Muslim yang dipimpin oleh seorang Khalifah (pemimpin kaum Muslim) yang gagah berani, sekarang justru berani dan lancang menodai tempat-tempat suci kaum Muslim dan menghina Rasulullah saw. Semua itu didengar dan disaksikan langsung oleh para penguasa kaum Muslim saat ini, namun mereka tetap diam bak patung meski mereka memegang kekuasaan atas umat yang paling besar di dunia, memiliki militer paling banyak dan kekayaan alam yang melimpah ruah di bandingkan umat-umat lainnya.
Berbeda dengan Isra’ Mi’raj, ada sebuah peristiwa penting lainnya di bulan Rajab lalu yang mungkin banyak dilupakan atau tidak diketahui oleh sebagian besar kaum Muslim yakni peristiwa Keruntuhan Khilafah yang terjadi pada tanggal 28 Rajab 1342 H, tepatnya 89 tahun yang lalu. Keruntuhan Khilafah adalah peristiwa yang dianggap "tidak begitu penting" oleh kaum Muslim. Padahal peristiwa tersebut berkaitan erat dengan salah satu warisan yang ditinggalkan Baginda Rasulullah saw. Khilafah, sebuah sistem pemerintahan Islam yang pondasi dan pilar-pilarnya dibangun dan dipraktikkan Rasulullh saw. saat beliau memimpin Daulah Islam (Negara Islam) di Madinah.
Tidak lama setelah peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad saw. dan kaum Muslim hijrah ke Madinah. Peristiwa ini tentu penting, mengingat disanalah tonggak pertama tegaknya Daulah Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad saw. sebagai kepala negaranya. Sejak Nabi memproklamirkan berdirinya Daulah Islam di Madinah, kaum Muslim pun memiliki institusi Negara yang menjadi pelayan, penganyom dan pelindung mereka. Melalui Daulah Islam ini pula hukum-hukum Islam dapat diterapkan secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan dan Islam disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Setelah Rasulullah saw. wafat kepemimpinan beralih kepada para Khulafaur Rasyidin. Era Khulafaur Rasyidin kemudian berakhir, lalu digantikan oleh era Khilafah Umayyah. Era Khilafah Umayyah kemudian diganti dengan era Khilafah Abbasiyyah. Selanjutnya, era Khilafah Abbasiyah diganti oleh era Khilafah Utsmaniyyah. Sayang, Khilafah Utsmaniyyah ini berakhir tragis karena diruntuhkan oleh tangan-tangan penjajah Barat, yakni Mustafa Kemal Attarturk. Inilah peristiwa penting kedua di bulan Rajab yang banyak dilupakan oleh kaum Muslim.
Lantas apa yang terjadi saat ini ketika kaum Muslim tak lagi berada dalam naungan Kekhilafahan Islam? Problematika umat kian meningkat, mulai dari perzinaan yang semakin marak di bidang sosial; anak-anak yang terpaksa putus sekolah dan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan akibat komersialisasi di bidang pendidikan; angka kemiskinan dan pengangguran kian tahun kian melambung hingga rakyat pun tak pernah lagi merasakan kesejahteraan dan keadilan. Hal ini dapat kita lihat dengan mata telanjang sekalipun, betapa kesenjangan sosial di masyarakat semakin tinggi. Inilah bukti kehancuran di bidang ekonomi; Musuh-musuh kaum Muslim yang dulu begitu gentar, gemetar ketakutan hanya karena berpikir akan menghadapi kaum Muslim yang dipimpin oleh seorang Khalifah (pemimpin kaum Muslim) yang gagah berani, sekarang justru berani dan lancang menodai tempat-tempat suci kaum Muslim dan menghina Rasulullah saw. Semua itu didengar dan disaksikan langsung oleh para penguasa kaum Muslim saat ini, namun mereka tetap diam bak patung meski mereka memegang kekuasaan atas umat yang paling besar di dunia, memiliki militer paling banyak dan kekayaan alam yang melimpah ruah di bandingkan umat-umat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar