Bukunya ditulis tahun 2011, dipinjam dari teman entah tahun berapa (sepertinya dari sekitar 2013 atau sebelumnya) dan baru menyempatkan dibaca tahun 2019 karena niat dikembalikan pas packing pindah rumah. Ckckck
.
.
Tapi rasanya ga salah juga telat bacanya, baru baca setelah punya anak. Karena apa? Karena bukunya bukan hanya membongkar sejarah Islam yang membuat tak ingin berhenti baca, tapi juga membuat motivasi mendidik anak dengan lebih baik jadi membara, hoho.
.
.
Tapi ini tentang mendidik anak laki-laki yg kelak akan menjadi pemimpin umat. Kalau untuk mendidik anak perempuan bagusnya buku apa ya?
.
.
Oya, bagian yang mengesankan juga adalah ketika detik-detik penaklukan kontantinopel dimana tentara kaum muslim tak habis-habis sedangkan tentara musuh mulai menipis. Itulah mungkin salah satu manfaat banyak anak 😅 berkontribusi dalam jumlah prajurit perang, walau tak bisa jadi komandan perang atau pemimpin umat minimal berkontribusi dalam memperbanyak jumlah. Walaupun banyaknya jumlah bukanlah kepastian untuk mendapat kemenangan. Tapi jadi kepikiran ke arah sana.
Tapi..tapi...kalau punya anak banyak kecil-kecil sekaligus dan cuma ngurus berdua kami masih mikir-mikir dulu, aisyah mau punya adik aja kami agak shock, apalah jadinya kalau dirumah ada dua atau tiga aisyah yang sama aktifnya 😅
Tamat baca: 8 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar