Para mahasiswa: "Betul ! Dia pencipta segalanya."
Gelap juga tidak ada.
RESUME MAJELIS AYAH
Sabtu, 21 Maret 2015
Oleh : Firmansyah, ayah Khanza
Menghujamkan Tauhid ke dalam Jiwa Anak
Narsum : Ust. Bachtiyar Nasir
AKU PEDULI IMAN ANAKKU!!!
Sesungguhnya, hanya ada 2 agama di dunia ini :
1. AGAMA ALLAH : Fitrah Manusia dlm penciptaannya.
2. AGAMA ORANG TUA : Agama yg diajarkan oleh orang tua kepada anaknya.
Boleh jadi, orang tua adalah 'penjahat' pertama bagi anak manusia, krn doktrin 'agamanya' telah merusak 'agama Allah' yg telah mjd fitrah smua manusia.
Contoh : Ortu berkata 'dahulu nenek moyangmu melakukan .... & ....' padahal hal itu bertentangan dgn 'agama Allah'
Orang tua bertanggung jawab dalam menjaga fitrah keimanan anak2nya.
AYAH adalah ORANG PERTAMA YG BERTANGGUNG JAWAB thd KEIMANAN ANAKNYA.
Maka ayah,
Jangan bosan menasehati Istrimu.
Jangan bosan menasehati anakmu 😊
Keimanan yg bagaimana yg hrs tertanam di jiwa anak?
1. Keimanan utk selalu memeluk Islam hingga akhir hayat.
Landasan :
QS. Al Baqarah [2] : 132
"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kcuali dlm keadaan memeluk agama Islam"
2. Keimanan thd Tuhan Yg Esa, tdk menyekutukan Allah (tdk syirik), taat & patuh hanya kpd Allah.
Landasan :
QS Al Baqarah [2] : 131
"Apa yg kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab "Kami akan menyembah Tuhanmu & Tuhan nenek moyangmu,Ibrahim,Ismail, & Ishaq, (yaitu) Tuhan Yg Maha Esa & kami hanya tunduk & patuh kpd-Nya"
Bagaimana caranya? Bagaimana metodenya?
Bagaimana langkah-langkahnya?
Perhatikan Prinsip2 Dasar Menanamkan Tauhid kpd Anak dgn Metode & Langkah2 sbb :
1. Ajarkan Iman dahulu sebelum Al Qur'an
• Abdullah bin Umar ra berkata : "Dahulu, kami mempelajari keimanan sebelum belajar Qur'an"
• Jundab Albajly : "Dahulu, ketika kami menjelang usia baligh bersama Rasulullah, kami mempelajari keimanan sebelum mempelajari Qur'an.Setelah itu, baru mempelajari Qur'an,akibatnya bertambahlah keimanan kami."
Tanya : Bolehkah anak usia dini mempelajari Qur'an / mjd hafidz atw hafidzoh?
Jawab : Boleh, asalkan jangan lupa pada esensi keimanannya mksdnya jgn sampai mengejar target utk mjd hafidz sejak usia dini, namun lupa mengajarkan keimanan kpd Allah (menanamkan tauhid) dlm jiwa anak.
Bagaimana menanamkan tauhid dlm jiwa anak?
A. Perhatikan kaedah 'Mencintai Allah krn Allah baik'
Contoh :
'Maha besar Allah yg menciptakan buah2an yg bermacam2 bentuk & rasanya'
'Betapa Allah sayang kpd kita shg kita diberi kemampuan utk bergerak'
'Maha besar Allah yg beri kita kmampuan utk mempelajari Al Qur'an'
dsb...
Jangan takut2i anak dgn murka Allah krn otak anak blm siap utk menerima itu.
Contoh :
'Kl adQ gak mau sholat,nanti adQ dimasukkan Allah ke dlm neraka,dibakar dst...'
'Ayo murajaah, kl km gak mau murajaah nanti Allah marah'
'Allah gak suka lo sama anak nakal, nanti Allah marah kl adQ nakal'
(sbenernya yg gak suka itu Allah atw ortunya? Hati2 mengatasnamakan Allah)
B. Anak2 akan mudah mencintai Allah jika banyak dikenalkan dgn ihsan (kebaikan2) Allah kpd hamba hamba-Nya, perbanyak menyebut nama Allah di telinga anak, baik dgn deskripsi maupun dlm diskusi / tanya jawab.
Bacakan ayat2 Allah yg terdapat pada ciptaan2 Allah di skitar anak.
Kaitkan semua kejadian sehari2 di skitar anak dgn kebesaran Allah.
(Stay connecting with Allah)
Contoh :
Anak sakit, JANGAN katakan:
'Ayo minum obatnya spy sembuh'
Tapi KATAKAN :
'Berdoalah kpd Allah spy sembuh, tp jg hrs minum obatnya krn Allah suruh kita utk berusaha.Kesembuhan hanya dr Allah'
Saat anak bertanya :
'Ayah, kok burung bs terbang?'
Jangan hanya katakan :
'Iya, burung bs terbang krn pnya sayap'
Tapi KATAKAN :
'Iya, Allah yg berkehendak & menggerakkan burung itu(-> tanamkan tauhid), Allah berikan sayap & beri ptunjuk utk terbang (-> tauhid & ilmiah) shg burung itu bs terbang'
Saat anak meminta sesuatu :
'Ayah, belikan aku sepeda baru'
Jangan hanya katakan :
'Iya, nanti kl ayah ada rezeki, ayah belikan'
Tapi KATAKAN :
'Iya, kita berdoa ya agar Allah berikan rezeki kpd kita shg adek bs dpt sepeda baru' 😊
Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yg terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983.
Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yg menyampaikan:
"Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??"
Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab:
Lima puluh juta anak mulai bermain tenis,
Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,
Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional,
Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen,
Lima ribu mencapai Grand Slam,
Lima puluh mencapai Wimbledon,
Empat mencapai semifinal,
Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"
Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"
Kebahagiaan membuatmu tetap manis.
Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia.
Kegagalan membuatmu tetap rendah hati. Kesuksesan membuatmu tetap berpijar. Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah.
Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu.
Anak kecil di ladang memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah.
Begitulah hidup. Nikmatilah hidupmu.
Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan.
Tapi, Hanya anak2 miskinlah yg melakukannya.
Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan.
Tapi, Hanya mereka yg hidup sederhana yg bisa tidur nyenyak.
Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yg terbaik.
Hiduplah sederhana
Berjalanlah dengan rendah hati. Dan mencintailah dengan tulus. Jujur dalam berucap Ikhlas dalam bekerja
Lelaki renta itu, dengan kehalusan hatinya ingin ber-Islam menjadi sebab turunnya ayat.
‘Abasa watawalla', Rasul pun ditegur Allah karenanya.
Seorang miskin lagi buta, bukan berarti tak lebih utama dari para pemuka negara
Lelaki renta itu, pernah minta keringanan untuk tidak ikut sholat berjamaah di masjid, karena dia buta, karena dia sebatang kara, karena masjid jauh sekali dari rumahnya
Tapi tanya Rasul, “Apakah engkau masih mendengar adzan?” saat dijawabnya masih, maka kata Rasul, “Kalau begitu, berangkatlah”
Lalu, tunduk patuh ia pada perintah
sekali pun tak pernah ia sanggah
tiap sholat lima waktu sholat berjamaah
Meski fajar masih pekat dan jarak masjid tak dekat,
ia meraba-raba dalam gelap
hingga suatu saat, kakinya tersandung bongkahan batu
badannya terjerembab jatuh,
mukanya tersungkur di runcingnya batu, berdarah-darah…
setelahnya,
selalu datang seorang lelaki
menuntunnya dengan ramah
pergi dan pulang sholat berjamaah
setiap hari, setiap lima waktu
hingga suatu saat
lelaki tua ingin sekali tahu
siapa gerangan lelaki penolongnya itu karena ingin ia doakan atas kebajikannya selama ini
tapi kata lelaki muda
“Jangan sekali-kali kau doakan aku
dan jangan sekali-kali kau ingin tahu namaku karena aku adalah iblis”
sontak lelaki renta itu terkejut,
“Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”
Iblis menjawab,
“Ingatkah dulu saat kau hendak sholat subuh berjamaah,
kau tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?
Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat,
bahwa Allah telah mengampuni setengah dosamu.
Aku takut kalau engkau tersandung lagi,
lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain.
Maka aku selalu menuntunmu ke masjid
dan mengantarkanmu pulang.”
Lalu, saat tubuh itu merenta
makin menua dimakan usia
datang seruan perang Qaddisiyah
Sang khalifah Umar mengumpulkan segenap lelaki
dari seluruh penjuru negri
terselip ia, berbaris bersama
ingin sekali ikut berperang di medan laga demi cita-cita mulia
Khalifah Umar melarangnya
bagaimana seorang buta lagi renta, akan ikut berperang?
bagaimana jika dia langsung celaka terkena tombak?
atau justru mencelakai temannya karena tak mampu mengenali sesiapa?
Tapi, lelaki tua itu bersikukuh,
“Tempatkan aku di antara dua pasukan yang berperang
Aku akan membawa panji kemenangan
Aku akan memegangnya erat-erat untuk kalian.
Aku buta, karena itu aku pasti tak akan lari”
Khalifah, tak lagi mampu menghalangi
Lalu semuanya, berangkatlah
lekaki tua itu ingin menepati janjinya, dengan baju besi yang dikenakannya dan bendera besar yang dibawanya, dia berjanji akan mengibarkannya senantiasa,
atau mati terkapar di sampingnya
lewat pertempuran Qaddisiyah
Persia yang congak pun kalah
tapi kemengangan itu tak murah
dibayar dengan nyawa ratusan syuhada, terselip di antara mereka
jenazah lelaki tua
terkapar berlumuran darah
sambil memeluk erat sebuah bendera. Sungguh, dia telah menepati janjinya
wahai lelaki mulia,
sesak dadaku membaca kisah hidupmu
menyungai sudut mataku mengenangmu
engkau buta, sebatangkara dan renta
tapi itu tak membuatmu pasrah dan diam
meski udzur telah membolehkanmu.
untuk tak kemana-mana, di rumah saja
Lalu, bagaimana dengan diriku ini?
aku masih muda,
aku bukan fuqara
aku tak buta
jua tak sebatangkara
tapi kenapa,
sering sekali ada alasan mendera
untuk tak bersegera?
Lelaki sepertimu,
dengan segala keterbatasan
terus mencari-cari alasan
agar mampu mengambil peran
sedang aku, kita
dengan segala kemudahan
sering mencari-cari alasan
agar boleh tak ikut berperan
Lalu, dengan apa
akan kita buktikan
bahwa kita ini Islam?
Belajar darinya, Abdullah bin Ummi Maktum
Kaum FEMINIS bilang susah jadi wanita, karena melihat peraturan dibawah ini saja :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
4. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
5. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
6. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
7. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak Ada pada lelaki.
Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA".
Pernahkah Kita lihat sebaliknya (kenyataannya).. ?
1. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya..?
2. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, Ia perlu/wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak.
3. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggung- jawabkan terhadap..! 4 wanita:
>> Isterinya,
>> Ibunya,
>> Anak perempuannya
>> Saudara perempuannya.
4. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya DITANGGUNG oleh 4 orang lelaki:
>> suaminya,
>> Ayahnya,
>> Anak lelakinya
>> Saudara lelakinya.
5. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja:
》 Shalat 5 waktu
》 Puasa di bulan Ramadhan
》 Taat kepada suaminya
》Menjaga kehormatannya.
Masya ALLAH..
Demikian sayangnya ALLAH pada wanita..!!
KELEMAHAN WANITA ITU ADALAH: "Wanita selalu lupa betapa berharga dirinya"
Bismillah.
Umar Bin Khattab pernah berkata : Aku tidak mau hidup lama di dunia yang fana ini, kecuali karena tiga hal : Keindahan berdakwah dan berjihad di jalan-Nya. Repotnya bangun dan berdiri untuk Qiyamul Lail. Dan indahnya bertemu dengan sahabat-sahabat seiman.
Mungkin kisah berikut ini mampu mengawal perasaan kita. Betapa ukhuwah itu merupakan penanda iman kita.
Semenjak Rasulullah wafat, Bilal menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi.
Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu bilal berkata : Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.
Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.
Kesedihan sebab ditinggal wafat Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia ikut pasukan Fath Islamy menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria.
Lama Bilal tak mengunjungi Madinah, sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya : Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?
Bilal pun bangun terperanjat, segera dia mempersiapkan perjalanan ke Madinah, untuk ziarah ke makam Rasulullah. Sekian tahun sudah dia meninggalkan Rasulullah.
Setiba di Madinah, Bilal bersedu sedan melepas rasa rindunya pada Rasulullah, pada sang kekasih.
Saat itu, dua pemuda yang telah beranjak dewasa, mendekatinya. Keduanya adalah cucu Rasulullah Hasan dan Husein. Dengan mata sembab oleh tangis, Bilal yang kian beranjak tua memeluk kedua cucu Rasulullah tersebut.
Salah satu dari keduanya berkata kepada Bilal : Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.
Ketika itu, Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah juga sedang melihat pemandangan mengharukan itu, dan beliau juga memohon kepada Bilal untuk mengumandangkan adzan, meski sekali saja.
Bilal pun memenuhi permintaan itu.
Saat waktu shalat tiba, dia naik pada tempat dahulu biasa dia adzan pada masa Rasulullah masih hidup.
Mulailah dia mengumandangkan adzan.
Saat lafadz Allahu Akbar dikumandangkan olehnya, mendadak seluruh Madinah senyap, segala aktifitas terhenti, semua terkejut, suara yang telah bertahun-tahun hilang, suara yang mengingatkan pada sosok Nan Agung, suara yang begitu dirindukan itu telah kembali.
Ketika Bilal meneriakkan kata Asyhadu an laa ilaha illallah, seluruh isi kota madinah berlarian ke arah suara itu sambil berteriak, bahkan para gadis dalam pingitan mereka pun keluar.
Dan saat bilal mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, Madinah pecah oleh tangisan dan ratapan yang sangat memilukan.
Semua menangis, teringat masa-masa indah bersama Rasulullah, Umar bin Khattab yang paling keras tangisnya. Bahkan Bilal sendiri pun tak sanggup meneruskan adzannya, lidahnya tercekat oleh air mata yang berderai. Hari itu madinah mengenang masa saat masih ada Rasulullah diantara mereka.
Hari itu adalah adzan pertama dan terakhir bagi Bilal setelah Rasulullah wafat. Adzan yang tak bisa dirampungkan.
Bayangkan kita seolah sedang hidup bersama di tengah-tengah mereka.
Hamba-hamba Allah yang selalu terhubung dengan langit dan merasakan indahnya ukhuwah dalam kebenaran dan kemuliaan.
Maka jika masih ada batas dalam perjalanan ukhuwah kita, bisa dipastikan kita telah gagal menggenggam makna ukhuwah yang sebenarnya.
Ada sebuah nasihat dari Ibnul Qoyyim Al Jauziyah : Ukhuwah itu hanya sekedar buah dari keimanan kita kepada Allah.
Jadi jika ukhuwahnya bermasalah mari kita evaluasi keimanan kita kepada-Nya.
Efek dari hubungan baik kita dengan yang ada di langit secara langsung berefek pada baiknya keterhubungan kita dengan bumi.
Dalam sebuah kutipan ada yang mengingatkan kepada kita : Sebesar cintamu pada Allah, sebesar itu pula cinta orang lain kepadamu. Sebesar ketakutanmu akan murka Allah, sebesar itu pula keseganan orang lain terhadapmu. Sebesar kesibukanmu pada Allah, sebesar itu pula
orang lain sibuk untukmu. (Kutipan Al-Mughirah)
Begitu juga dalam Ayat Al-Qur'an : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat : 10)
Hati yang beriman adalah hati yang indah, disebabkan dalam hati mereka selalu tersambung dengan Allah dan selalu meneladani Rasulullah. Hati yang indah adalah hati yang selalu mengulurkan rasa cinta kepada sesama.
Hati mereka selalu tunduk pada Allah dan Rasulullah, sehingga mudah tunduk pada ukhuwah, meski dengan berbagai perbedaan yang ada.
Maka tak perlu menjaga ukhuwah, karena ukhuwah hanya akibat dari iman.
Semoga ukhuwah kita yang terjalin diakibatkan oleh iman yang ada di dalam hati-hati kita, Aamin.
Salam Ukhuwah
Sesungguhnya, Allah Ta'ala menyembunyikan empat hal di dalam empat hal lainnya.
Allah Ta’ala menyembunyikan ridha-Nya di dalam ketaatan kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan satu pun kebaikan dari pintu-pintu kebaikan yang ada.
Allah Ta'ala menyembunyikan murka-Nya di dalam kemaksiatan kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan kemaksiatan, sekecil apapun.
Allah Ta'ala menyembunyikan kekasih-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Maka, janganlah engkau menghina seorang pun dari hamba-hamba-Nya karena Allah Ta'ala sendiri tidak menghina dan merendahkan mereka sebab dirinya telah dikaruniai keimanan.
Allah Ta'ala menyembunyikan ijabah-Nya dalam doa-doa kepada-Nya. Maka, janganlah engkau menyepelekan satu pun doa yang dipanjatkan kepada-Nya.
Abu Bakr Al-Thurthusyi Al-Andalusi, Ad-Du’â Al-Ma’tsûr (Kitab Doa Tertua, Al-Ma’tsurat), hlm. 155.
"Usai maghrib saya kedatangan tamu dirumah".
“ Assalamualaikum “ sapanya ketika sampai didepan pintu
“ Waalaikum salam “ Jawab saya sedikit kaget karena tidak mengenal tamu ini.”
Anda siapa? “ tanya saya
“Saya Sobari.“ katanya dengan wajah diliput senyum.
"Bapak pengurus Masjid?
“ Ya. Betul Pak. Ada apa ? Apa yang dapat saya bantu“
“ Saya tadi melewati masjid yang sedang dibangun. Orang disekitar masjid meminta saya untuk menemui bapak ?“
“ Ada apa ?“
"saya ingin memberikan sadakah untuk penyelesaian pembangunan masjid “ katanya dengan tetap diliput senyum.
Saya memperhatikan penampilan orang ini. Tidak nampak dia memiliki kemampuan untuk bersedekah.
Saya lirik diluar , tidak ada nampak kendaraan diparkir. Pasti orang ini datang dengan angkutan umum atau beca. Mungkin orang ini gila. Atau hanya ingin mempermainkan emosi saya.
Ya karena sudah hampir empat tahun masjid itu tidak pernah selesai. Sementara saya sebagai ketua Panitia Pembangunan Masjid sudah bosan mengajak masyarakat untuk berinfaq atau bersedekah. Tapi hasilnya hanya uang kecil yang terkumpul didalam kotak amal.
Sementara kotak amal yang diletakkan disetiap sudut pasar atau rumah makan hanya menghasilkan uang tidak seberapa.
Padahal masyarakat yang ada disekitar masjid ini terdiri dari para pedagang yang rata rata mempunyai omzet Rp. 3 juta perhari !
“ bagaimana Pak ? Kenapa bapak diam ?" tegurnya yang membuyarkan lamunanku.
“ Eh , iya. Pak ehm..berapa bapak mau sumbang ?" tanya saya masih diliput rasa tidak percaya.
“ Boleh saya tau ? berapa dana diperlukan untuk menyelesaikan masjid itu “ tanyanya dengan tenang.
Pertanyaan yang lagi lagi membuat saya hilang hasrat untuk bicara banyak sama tamu ini. Dia pasti orang gila.
“ ya.. kita butuh dana sebesar Rp. 300 juta “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu.
“ Baik, pak. Besok kalau bapak ada waktu , saya tunggu di Pengadilan Agama. Saya akan memberikan sedekah dihadapa hakim Agama.” Katanya tenang. “ jam berapa Bapak ada waktu? “ lanjutnya
“ ya liat besok aja ya pak “ jawabku. Berharap orang itu cepat berlalu. Karena aku harus memimpin sholat isya dimasjid.
“ Baiklah , Ini nomor telp rumah saya. Kalau bapak siap , hubungi saya “ katanya.
“ Permisi saya pamit dulu. Rumah saya jauh“. lanjutnya sambil berdiri dan berlalu.
Baru saya sadar , tamu ini tidak saya tawarkan minum.
Setelah usai sholat Isa.
Secara tidak sengaja saya melontarkan cerita kedatangan tamu kerumah kepada pengurus Masjid. Tanggapan mereka sama seperti saya. Orang itu gila dan tidak perlu dilayani. Karena besok semua pengurus punya banyak kesibukan, yang tidak mungkin meluangkan waktu untuk datang ke Pengadilan Agama.
Keesokan harinya. salah satu pengurus meminta saya untuk menemaninya ke show room mobil. Dia hendak menebus indent kendaraan yang dipesannya sejak empat bulan lalu.
Karena lokasi show room tidak begitu jauh dari Kantor Pengadilan Agama maka saya tawarkan kepada teman ini untuk mampir ke Pengadilan. Dia sedikit sungkan tapi akhirnya setuju.
Langsung saya menghubungi orang yang akan menyumbang itu melalui cell phone kerumahnya.
Dia langsung menyanggupi untuk datang. Berjanji jam 11 siang sudah sampai di Kantor Pengadilan.
“ Baiklah. Tapi saya tidak mau tunggu terlalu lama di kantor pengadilan itu. Lewat setengah jam anda tidak datang, saya akan pulang“ kata saya tegas. Karena sebenarnya saya masih sangsi pada orang ini.
“ Insha Allah “ begitu jawabnya.
Tepat jam 11 saya dan teman sudah datang di pengadilan Agama. Tapi orang yang akan menyumbang belum juga datang.
Lewat lima menit, Orang yang akan menyumbang itu datang dengan menumpang angkutan BECAK yang masuk langsung kedalam halaman Pengadilan. Bajunya sangat sederhana.
Teman saya yang melihat pemandangan itu, langsung tersenyum kecut. Bagaimana mungkin dia bisa menutup kekurangan pembangunan masjid
“ Mungkin kita yang gila. Mau-maunya nungguin dia.Tapi ya sudahlah, kita liat aja“ gerutu teman saya kala melihat kedatangan orang itu.
“ Assalamualaikum “
sapanya ketika sesampai didalam menjumpai kami.
“ Ya , Bagaimana Pak. Apakah bapak sudah bawa uangnya. “ tanya teman saya langsung kepokok persoalan.
“ Ini, uangnya “ katanya sambil memperlihatkan kantong semen ditangannya.
“ mari kita menemui petugas untuk membuat akta penyerahan sumbangan ini. Maaf, bukan saya tidak percaya tapi ini perlu sebagaimama ajaran Alquran menyebutkan bahwa segala sesuatunya harus tertulis. “ katanya.
Sambil melangkah kedalam menemui petugas pengadilan.
Tanpa banyak kata kata, orang ini langsung menyerahkan tumpukan uang dihadapan petugas pengadilan. Petugas itu menghitung.
Jumlahnya 300 jt!
Petugas itu kemudian menyerahkan formulir untuk kami isi. Kemudian setelah tandatangani formulir itu, maka uangpun pindah ketangan kami.
“ Pak , Cukuplah Bapak-Bapak sebagai penitia dan Pak Hakim yang mengetahuinya. Saya menyumbang karena Allah” katanya ketika akan pamit berlalu.
Melihat situasi yang diluar dugaan kami maka timbul rasa malu dan rendah dihadapan orang ini. Ternyata dia menunjukan kemuliaannya.
Sementara kami dari awal meremehkan dan memandang sebelah mata padanya.
“ Mengapa bapak ikhlas menyumbang uang sebanyak ini. Sementara saya lihat bapak , maaf terlihat sangat sederhana. Mobilpun bapak tidak punya. “ tanya teman saya dengan keheranan.
“ Saya merasa sangat kaya. Karena Allah memberikan saya qalbu yang dapat memahami Ayat ayat Alquran. Cobalah anda bayangkan. Bila uang itu saya belikan kendaraan , maka manfaatnya hanya seusia kendaraan itu. Bila saya membangun rumah mewah maka nikmatnya hanya untuk dipandang.
Tapi bila saya gunakan harta untuk berjuang dijalan Allah demi kepentingan Ummat , maka manfaatnya tidak akan pernah habis. “ Demikian jawabnya dengan sangat sederhana tapi begitu menyentuh.
“ Apa pekerjaan Bapak “ tanya teman saya.
“saya petani Kopi. Alhamdulillah dari hasil kebun Kopi , lima anak saya semua sudah menjadi sarjana dan sekarang mereka hidup sejahtera. Lima limanya sudah berkeluarga. Alhamdulillah, semua Anak dan mantu saya sudah menunaikan haji.”
“ Bapak memang sangat beruntung. Apa resepnya hingga bapak dapat mendidik anak yang sholeh” tanya saya.
" Resepnya adalah dekatlah kepada Allah. Cintailah Allah. Cintailah semua yang diamanahkannya kepada kita. Dan berkorbanlah untuk itu. Bukankah anak, istri , lingkungan dan syiar agama adalah amanah Allah kepada kita semua. Bila kita sudah mencintai Allah dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan maka selanjutnya hidup kita akan dijamin oleh Allah. Apakah ada yang paling bernilai didunia ini dibanding kecintaan Allah kepada kita..."
Dia berlalu dengan menumpang becak.
Sementara saya dan teman saya tak berani mendahului becak yang ditumpanginya. Toyota Kijang merek terbaru yang baru saya beli bulan lalu serasa tak mampu melewati becak itu .Saya malu. Malu dengan kerendahan diri saya dihadapan orang yang tawadhu namun ikhlas berjuang karena Allah. Mungkin pengahasilan saya lebih besar darinya. Tapi merasa belum seikhlas dia. Saya menjadi merasa tak pantas menyebut diri ini mencintai Allah".