Aku mencintai kekasihku yang mungil,
tapi dalam pikiranku aku tidak tahu
mengapa aku mencintainya
Aku tidak mau tahu dalam pikiranku
sudah cukup bahwa aku mencintainya
dalam hati dan jiwaku
Sudah cukup bagiku untuk menyandarkan
kepalaku pada bahunya kalau aku sedih,
kesepian dan kesendirian,
atau kalau aku bahagia amat bergairah dan penuh keajaiban
Sudah cukup bagiku untuk berjalan
disampingnya ke puncak gunung dan
sekali tempo mengatakan kepadanya,
“Kaulah rekanku, kaulah kawanku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar